Rabu, 05 Januari 2011

Pergi Ke Solo Atau Nonton Persija-Arema?


Benar-benar suatu pilihan yang sulit bagi gue, besok teman-teman kuliah akan berangkat jalan-jalan ke Solo.Suatu rencana yang udah gue harepin semenjak masih SMA untuk bisa keluar kota bersama, sebenernya udah sering sih ngerencanain perjalanan keluar kota begini waktu sekolah. Ya, namanya anak SMA, rencana ga pernah terelealisasi.  Ada yang bilang ga punya uang lah, ga diizinin orang tua, sampe ga berani pergi jauh-jauh. Tapi, kalo gue pergi ke Solo berarti gue harus ngorbanin kehidupan gue yang lain. Pasti udah pada tau kan? Yoi mendukung Persija langsung di GBK.hahaha


Apalagi lawan yang akan dihadapi Persija saat gue pergi ke Solo adalah Arema, klub yang mempunyai kedekatan khusus dengan Persija terutama hubungan antara kedua suporter  yang sangat dekat. Bagi gue inilah pertandingan yang  sangat ditunggu-tunggu setiap musimnya selain pertandingan el-classico melawan musuh bebuyutan Persib Bandung. Stadion selalu terisi penuh oleh suporter, faktor Aremania yang sangat fanatik terhadap klubnya dan selalu mengikuti kemana Arema bertanding jadi salah satu alasan. 

Jumlah aremania terhitung salah satu terbesar di Indonesia, makanya Stadion Kanjuruhan selalu penuh sesak saat Arema bertanding. Ga Cuma di kandang aremania mengisi tribun-tribun suci. Kalo gue ngambil sample pertandingan Persija-Arema musim kemarin, sekitar 45.000 kursi terisi oleh Aremania di GBK. beda dengan The Jak dan supporter-suporter lain di Indonesia jika klub kesayangannya  yang bertanding di luar kandang . ya mungkin hanya sekitar 200-700 orang. Mungkin fenomena Aremania ini ga aneh di persepakbolaan eropa, dimana suporternya tidak mempunyai masalah finansial sehingga bisa mengikuti kemanapun klub kesayangannya bertanding. Tapi ini Indonesia bung, jarak antara satu wilayah ke wilayah lain jaraknya ga dekat, belum masalah ekonomi di dalam tubuh supporter karena memang sepak bola adalah olahraga rakyat, karena dimanapun dan kapan pun sepak bola bisa dimainkan. Kita tau lah suporter Indonesia mayoritas adalah orang-orang dari golongan bawah secara ekonomi. Kaum mapan pasti ada, tapi bisa dibilang segelintir yang mau dengan ikhlas menyatakan bahwa klub kebanggaannya berasal dari klub-klub kita (red: Klub-klub yang ada di Indonesia)

Berikut gambar-gambar suasana GBK saat pertandingan Persija-Arema musim lalu:


Dan ini cuplikan video setelah pertandingan Persija-Arema:

Sekedar nambahin nih, Aremania adalah supporter terbaik ke-8 di Asia. Nah bisa kebayang kan tuh betapa besarnya mereka. Gue sebagai salah satu pendukung Persija sangat bangga The Jakmania adalah teman baik mereka (Aremania). Ga heran kalo di pertandingan ini hampir seluruh The Jakmania akan pergi ke GBK. Kalo menurut gue, The Jak juga besar tapi jumlah yang tercatat baru 30.000 anggota. Di pertandingan-pertandingan biasa melawan klub-klub kecil, jumlah The Jak yang datang ke stadion rata-rata hanya berjumlah 20.000. jadi ga di semua pertandingan seluruh anggota The Jak datang langsung ke GBK. Selama gue nonton di GBK baik itu menonton Timnas atau Persija, stadion cuma penuh saat Timnas yang bertanding di AFF CUP atau saat melawan tim-tim besar seperti saat melawan Bayern Muenchen dll. Suatu kesempatan langka bisa merasakn euforia menonton sepakbola dengan gemuruh suporter yang memadati stadion. Ya bagi gue nonton bola langsung yang seru tuh kalo stadionnya terisi penuh.

Balik ke topik ya, intinya dengan sangat-sangat menyesal, kayanya gue bakal meninggalkan pertandingan ini. Karena gue ingin merasakan pergi ke luar kota bersama teman-teman. Di Solo nanti gue usahain nyari Stadion Manahan, itung-itung dateng ke Stadion lain setelah lebak Bulus dan GBK, maklum gue adalah pecinta stadion dan selama ini baru pernah ngerasain dua stadion itu, hehehe. Oh iya saat gue ke Solo nanti ada pembukaan LPI lho, hahaha. Gue belum tau sih kaya apa sih kualitas LPI yang katanya dibentuk untuk memberikan contoh ke ISL yang dianggap oleh para pencetus LPI ambruradul. 

Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar